JavaMagazine - Fenomena munculnya halo matahari atau lingkaran cahaya bundar 
disekitar matahari mungkin sudah jamak terlihat di Indonesia dan 
beberapa belahan bumi lain. Tetapi, sebuah fenomena halo matahari langka
 sampai saat masih menjadi topik berdebatan para peneliti.
Halo matahari biasa yang kerap terjadi sering disebabkan oleh 
keberadaan kristal es dengan bentuk-bentuk tertentu yang mengambang di 
lapisan atmosfer bumi. Namun, pada beberapa kasus halo matahari dapat 
melebar dan berubah bentuk menjadi lonjong.
Halo matahari berbentuk lonjong ini disebut dengan 'cincin 
Bottlinger'. Hanya beberapa orang yang kebetulan tengah melakukan 
perjalanan dengan  pesawat
 terbang saja yang bisa melihat kemunculan cincin Bottlinger dengan 
jelas. Bahkan, kemunculan mereka hanya terjadi dalam beberapa detik 
saja.
Sampai saat ini belum ada yang bisa menjelaskan mengapa fenomena 
optik ini bisa terjadi dengan jelas. Salah satu teori yang paling 
dipercaya adalah adanya pengaruh bentuk kristal penyusun awan yang 
kemudian memendarkan cahaya matahari menyerupai lingkaran cahaya oval.
Kristal-kristal penyusun awan tersebut diyakini berbentuk heksagonal 
dengan kemiringan sisi mulai dari 1-3 derajat. Suhu yang diperlukan 
untuk membuat kristal-kristal tersebut dapat menghasilkan cincin 
Bottlinger dinyatakan harus pas minus 15 derajat Celsius.
Sayangnya menurut io9, meski telah merekayasa bentuk 
kristal-kristal penyusun cincin Bottlinger, hasil lingkaran halo 
matahari yang mereka buat tidak bisa menghasilkan cahaya lonjong sama 
dengan foto-foto penampakan cincin Bottlinger. Oleh sebab itu, cincin 
Bottlinger masih menjadi salah satu misteri optik utama yang belum bisa 
diungkap oleh peneliti.
Misteri Fenomena Halo Matahari Lonjong
02.41
Java Magazine





0 komentar:
Posting Komentar