JavaMagazine (London) - Peragaan Busana Batik karya perancang kenamaan Indonesia, Novita Yunus dari Batik Chic yang menampilkan koleksi terbarunya bertema Batik Jambi dan Eco Fashion Bumi Langit berhasil memukau warga Italia di Reggio Emilia.
Peragaan itu mengundang decak kagum dan tepuk tangan yang menggema di kantor Walikota San Polo DEnza di propinsi Reggio Emilia, Italia, Kamis malam.
Beberapa ruangan di kantor Walikota yang berada dalam kastil abad pertengahan ini disulap menjadi catwalk untuk peragaan busana Indonesia malam itu, demikian Counsellor Pensosbud KBRI Roma, Charles F. Hutapea kepada Java Magazine London, Jumat.
Sekitar 400 pengunjung mulai dari anak-anak hingga orang tua dengan antusias datang dari berbagai penjuru kota tua ini, maupun dari kota-kota lainnya. Sebagian harus rela berdiri menonton pertunjukan dari layar yang dipasang di halaman kastil, sekalipun di tengah dinginnya malam yang menusuk di masa menjelang musim gugur.
Acara dibuka Walikota San Polo DEnza, Mirca Carletti, yang menyatakan kegembiraannya atas kehadiran Dubes RI untuk Italia, Esti Andayani membawa misi budaya melalui peragaan busana batik. Ia kagum akan keberagaman yang menjadi kekayaan Indonesia. Pertunjukan pada malam itu sangat bermakna bertepatan dengan hari perdamaian internasional diperingati setiap 21 September.
Dubes Esti Andayani malam itu tampil elegan mengenakan batik motif Papua. Ia mengharapkan peragaan busana batik sebagai warisan budaya Indonesia yang dapat dipakai di berbagai kesempatan semakin dikenal dan memperluas pemahaman masyarakat mengenai Indonesia.
Ia meyakini melalui promosi ini masyarakat Italia makin tertarik berkunjung maupun berbisnis dengan Indonesia.
Selain peragaan busana batik, penari Ade Dyah dari Milan menampilkan tarian Kebyar Serimpi dan Kuda-kuda dari Yogyakarta. Di sela peragaan busana, Charles Hutapea, seorang diplomat dari KBRI Roma memainkan lagu "We are the World" dengan soprano saxophone menambah hangatnya suasana.
Acara ini terselenggara berkat kerja WNI yang tinggal di kota San Polo DEnza, Eny Sariyati Thalib dan penata rambut Italia, Alberto Solimei.
Para model adalah remaja setempat yang sebagian besar model profesional, tampil cantik dan memukau hadirin dan berhasil membawakan koleksi busana yang terlihat etnik dan dapat digunakan dalam keseharian.
Masyarakat Indonesia dari wilayah sekitar maupun dari kota Genoa dan Rimini berjarak ratusan kilo meter hadir dan bekerja sama memasak penganan Indonesia seperti nasi goreng dan kue dadar gulung untuk disuguhkan kepada para tamu.
Kota San Polo DEnza terletak di propinsi Reggio Emilia, Italia bagian utara yang terkenal dengan produk pertanian, khususnya keju. (Ant.)
0 komentar:
Posting Komentar